Focus Group Discussion (FGD) Kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) S1 Kewirausahaan Universitas Widya Mataram

Program Studi Bisnis Kewirausahaan, Universitas Widya Mataram telah melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) yang membahas tentang kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pada hari Selasa tanggal 26 Juli 2022. Acara tersebut dihadiri oleh para stakeholders dari kalangan akademisi, praktisi, alumni, dan mahasiswa guna memberi masukan tentang kurikulum MBKM yang akan diimplementasikan di Program Studi Bisnis Kewirausahaan, Universitas Widya Mataram. FGD tersebut diselenggarakan secara hybrid.

Stakeholder external akademisi yang hadir dalam FGD secara daring adalah Prof. Dr. Christina Whidya Utami, M.M., CLC., CPM (Asia) dari Universitas Ciputra. Beliau memberikan masukan dalam FGD tersebut bahwa harus diupayakan untuk menonjolkan aspek wirausaha pada Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Dr. Aftoni Sutanto, S.E., M.Si. selaku stakeholder external yang mewakili asosiasi dari Forum Manajemen Indonesia (FMI) memberikan masukan agar visi dan misi diberikan tambahan makna pada setiap kata, karena masing-masing kata memiliki makna yang beraneka ragam, sehingga makna setiap kata harus disampaikan.

Sementara itu, Tego Sudarto, S.E, M.M. selaku stakeholder external yang mewakili pihak pemerintah yakni dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V DIY, memaparkan bahwa MBKM tidak hanya fokus pada satu bidang ilmu tetapi kurikulum yang mengakomodasi berbagai disiplin ilmu. Beliau menambahkan bahwa lulusan dari pendidikan tinggi dituntut memiliki hard skill dan soft skill serta mempunyai sesuatu yang harus ditampilkan.

Wawan Harmawan, S.E, M.M. sebagai stakeholder external yang mewakili praktisi dari Dagang dan Industri (KADIN) DIY menyarankan agar mata kuliah prodi diatur sedemikian tupa untuk menjadi pengusaha yang memiliki pengetahuan lengkap tentang leadership, komitmen, dan pengetahuan digital. “Kampus harus siap bekerjasama dengan banyak pihak dan mahasiswa sebaiknya diberikan pengalaman menghadapi permasalahan yang ada”, tambahnya.

Selanjutnya R. Apriliado Rustiawan, S.E. yang merupakan mitra prodi dan juga owner dari beberapa bisnis di Yogyakarta salah satunya adalah rumah makan “Mas Kobis” memberikan saran ketika menyusun kurikulum MBKM maka harus sejalan dengan capaian pembelajarannya serta prodi harus mengajarkan tentang kewirausahaan sosial yang pada praktiknya bermanfaat untuk lingkungan sekitar.

Di sisi lain Suwarjo, S.IP., M.Si. selaku Kepala Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UWM sebagai stakeholder internal mengingatkan agar jangan sampai terjadi mismatch antara kompetensi lulusan dengan mata kuliah prodi. Masukan dari stakeholder internal selanjutnya adalah Dr. Jumadi, S.E., M.M. selaku Ketua Senat Fakultas Ekonomi UWM yang memberikan saran agar prodi harus mendesain perkuliahan sedemikian rupa supaya mahasiswa dapat mempunyai bekal ketika nantinya berkarir di semua profesi dengan bercirikan kreatif dan inovatif.

Pemaparan terakhir disampaikan oleh alumni dan perwakilan mahasiswa. Rochmah Insani, S.Bns. sebagai perwakilan alumni memberikan pendapat bahwa pembelajaran daring selama ini dirasakan tidak optimal serta perlu adanya program magang di dalam perkuliahn prodi. Sementara itu, Fikri Alamsyah sebagai perwakilan mahasiswa memberikan pendapat bahwa entrepreneur harus bisa mengolah yang ada di lingkungan sekitar menjadi bernilai dan bermanfaat. ©HumasProdiKewirausahaanUWM

Leave a Reply