Setelah lama ditunggu – tunggu, Metaverse kini resmi diluncurkan di beberapa negara besar di seluruh dunia. Metaverse merupakan dunia virtual yang mengabungkan antara teknologi virtual reality dan augmented reality. Digagas oleh Mark Zukerberg yang juga merupakan pendiri Facebook, dunia virtual ini mendapat sambutan baik dari berbagai lini bisnis.
Nike yang dikenal sebagai perusahaan perlengkapan olahraga menjadi ‘mitra’ pertama dengan meluncurkan Nikeland, sebuah toko digital dari Nike di dunia virtual. Tak mau ketinggalan, beberapa perusahaan besar dunia seperti Samsung, Tencent dan juga Disney ikut serta menancapkan bendera di proyek bernilai triliunan ini. Digadang – gadang akan menjadi masa depan baru yang menjanjikan, kini beberapa perusahaan tanah air pun secara resmi mengumumkan bergabung menjadi bagian dari Metaverse.
Corporate Secretary Bank Rakyat Indonesia, Tbk. (BRI), Aestika Oryza Gunarto, secara resmi mengumumkan tengah melakukan persiapan untuk bergabung ke Metaverse. Bukan tanpa alasan, BRI yang merupakan rekanan dari para pelaku UMKM memprediksi bahwa kedepannya para pelaku usaha ini mampu menjangkau pasar dunia virtual. Menilik pernyataan dari salah satu petinggi BRI ini rasannya bukanlah hal yang mustahil jika Metaverse dapat dijadikan lapak berjualan di masa depan. Tengok saja H&M yang meski terbilang cukup terlambat saat merilis fashion store digital di kota virtual CEEK City Metaverse, namun sukses mencetak tren baru bagi pelaku bisnis.
CEEK City Metaverse merupakan kota mode virtual yang di dalamnya terdapat brand ternama salah satunya H&M yang menyuguhkan sensasi belanja secara 3D yang tak kalah menarik dari dunia nyata. Pengunjung dapat menjelajahi toko, mencoba produk, bahkan membelanjakan dengan mata uang yang telah ditentukan. Uniknya, bagi pengunjung yang ingin memiliki produk riil nya dapat dipandu hingga proses pengiriman.
Terobosan inovasi teknologi ini seolah memberikan contoh bagi pelaku bisnis lainnya bahwa Metaverse merupakan tempat yang cocok untuk menyatukan antara tren teknologi dan pemasaran. Metaverse dapat dimanfaatkan oleh pelaku bisnis untuk membangun customer engagement, dimana konsumen merasakan pengalaman berbelanja dalam bentuk digital hingga menstimulasi pembelian di toko fisik.
Mungkinkah Pelaku UMKM bergabung di Metaverse?
Meski tergolong pelaku bisnis kecil, bukan hal yang tidak mungkin jika UMKM dapat ikut melapak di Metaverse. Mengutip pernyataan dari CEO Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani, dengan jumlah penduduk di Indonesia yang tergolong banyak dan akrab dengan dunia digital, jika 30% saja aktif di dunia Metaverse, maka dapat dipastikan akan terjadi perputaran ekonomi yang tinggi.
Pelaku UMKM yang telah memiliki produk dalam bentuk fisik dapat mengubahnya menjadi produk digital dan dijual di dunia Metaverse. Ini berarti akan terjadi peluang supply dan demand yang bukan hanya meliputi produk digital namun juga produk yang ada di toko fisik. Tak hanya itu, dengan berbagai aktivitas seperti wisata, konser, bahkan turnamen yang dilakukan secara virtual maka dapat pula memunculkan ide bisnis bagi para pelaku UMKM ini. Para pelaku bisnis ini dapat menyediakan merchandise, kebutuhan primer maupun tersier dari bentuk riil menjadi bentuk digital.
Peran Pemerintah Bagi Pelaku UMKM yang Akan bergabung di Metaverse?
Beberapa pengamat bisnis menyatakan bahwa untuk mengoptimalkan fungsi dari Metaverse di Indonesia, maka perlu adanya kolaborasi dari berbagai pihak. Dimulai dari para pelaku UMKM yang mencoba meng-upgrade produk fisik ke produk digital, hingga pemerintah yang menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung disertai dengan landasan hukum yang sesuai serta meningkatkan literasi digital bagi masyarakat luas. Dengan percepatan teknologi yang ada saat ini, Indonesia diperkirakan membutuhkan waktu 4 sampai 5 tahun kedepan untuk memanfaatkan Metaverse secara optimal. Jadi hanya tinggal menunggu waktu saja bagi UMKM untuk menjadi bagian dari Metaverse.
*) Oleh: Antonius Satria Hadi, S.E., M.Sc.; Kandidat Ph.D. University of Kuala Lumpur; Dosen Program Studi Kewirausahaan, Universitas Widya Mataram.
*) Tulisan opini ini dimuat di https://www.timesindonesia.co.id/read/news/398838/akankah-metaverse-menjadi-lapak-digital-bagi-umkm pada Selasa, 01 Maret 2022.