PROGRAM STUDI KEWIRAUSAHAAN UWM EDUKASI KELOMPOK USAHA “MUJUR FISH FARM”

PROGRAM STUDI KEWIRAUSAHAAN UWM EDUKASI KELOMPOK USAHA “MUJUR FISH FARM”

Program Studi (Prodi) Kewirausahaan Fakultas Ekonomi Universitas Widya Mataram (UWM) menjalin kerjasama dengan kelompok usaha ikan “Mujur Fish Farm” Padukuhan Brengosan, Donoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Kerjasama tersebut diimplementasikan dengan edukasi untuk membangun spirit berwirausaha di tengah pandemi Covid-19.

Bertempat di Padukuhan Brengosan tersebut Prodi Kewirausahaan melakukan transfer knowledge kepada para anggota kelompok melalui paparan materi yang disampaikan beberapa dosen diantaranya Bahri, SE., MM, Cahya Purnama Asri, SE., MM, Antonius Satria Hadi, SE., M.Sc, Ardhi Khairi, SE., MBA, Rista Puput Aryanti, SE., MM, dan Bhenu Artha, SE., MM. Aktivitas yang juga merupakan pengabdian kepada masyarakat tersebut dilaksanakan dengan protokol kesehatan pada Senin (28/6/2021). Sementara itu penandatanganan kerjasama dilakukan Bahri selaku Ketua Prodi Kewirausahaan dengan Angger Gigih Wiratmoko, Ketua Kelompok Mujur Fish Farm. Mahasiswa Prodi Kewirausahaan juga turut terlibat dalam acara tersebut.

Kepala Dukuh Brengosan, Sumarsono mengatakan, sangat penting bagi anggota untuk tetap semangat dalam menjalankan usaha pada masa pandemi Covid-19. Penjualan online juga dirasa harus dilakukan agar penjualan bisa menjangkau luar Kalurahan Donoharjo. Saat ini pencatatan keuangan kelompok juga masih manual dan belum dilakukan digitalisasi.

“Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak dan ibu dosen dari Fakultas Ekonomi UWM yang telah berkenan membagi ilmunya, semoga bermanfaat kepada kami semua. Kami berharap, kedepannya nanti kegiatan dapat dilaksanakan kembali,” kata Sumarsono.

Dalam paparannya Bahri menjelaskan, penyebaran Covid-19 sudah membawa dampak negatif pada pertumbuhan ekonomi masyarakat. Pandemi Covid-19 berdampak pada keberlangsungan usaha yang sedang dijalankan. Untuk mengatasinya anggota kelompok harus menstimulus pola pikirnya dengan terus berpikir positif, mempunyai ide-ide baru dalam menjalankan usaha, melakukan evolusi produk, evolusi ilmu pengetahuan dan juga evolusi teknologi penjualan.

Berkaitan dengan inovasi bisnis, Cahya mengatakan, inovasi dalam bisnis harus dilakukan agar produk yang dijual tetap menarik dimata pembeli. Terlebih lagi di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini, inovasi tentu wajib dilakukan misalnya dengan cara mengolah ikan menjadi cemilan atau krupuk ikan.

Menurut Antonius, suatu produk juga mempunyai siklus kehidupan (product life cycle). Peminatan produk ada batasnya dan ada titik jenuhnya. Oleh karena itu, pelaku usaha harus terus memantau produk yang sedang dijual.

“Kelompok usaha harus mengetahui waktu yang tepat untuk meningkatkan iklan, menurunkan harga, perluasan jangkauan pasar, hingga perlunya desain ulang kemasan,” terang Antonius.

Ardhi menyampaikan penting bagi pelaku usaha untuk menerapkan digital marketing dimasa Covid-19 ini, agar dapat terus berkomunikasi dalam menawarkan produk dan bertransaksi dengan konsumen. Secara teknis dapat dilakukan melalui media sosial, marketplace atapun e-commerce.

Dari segi pengelolaan keuangan, Rista menekankan supaya pelaku usaha melakukan pencatatan keuangan secara baik. Anggota kelompok harus bisa membagi dan membedakan uang perusahaan dengan uang pribadi. Dengan mampu mengelola keuangan secara baik, maka akan berdampak pada keberlangsungan usaha dimasa mendatang dan bisa menyeimbangkan jumlah modal pendapatan dengan jumlah pengeluaran.

Aspek lain yang tidak kalah penting juga disampaikan Bhenu berkaitan dengan perancangan anggaran bagi pelaku usaha. Hal itu menjadi penting karena dalam penganggaran modal terletak profitabilitas usaha untuk jangka panjang, bahkan bisa dikatakan sebagai penentu hidup matinya perusahaan dimasa mendatang.

“Dengan adanya penganggaran modal yang jelas bisa menjadi analisis penting dalam memutuskan layak atau tidaknya usaha untuk dilanjutkan,” ucap Bhenu. ©HumasWidyaMataram

Leave a Reply